Minggu, 17 Oktober 2010

Makam Gus Dur Akan di Jadikan Tempat Wisata




Makam Gus Dur Akan di Jadikan Tempat Wisata: Pemerintah rupanya punya perhatian khusus pada makam bekas presiden Abdurrahman Wahid. Makam Gus Dur direncanakan akan disulap menjadi taman wisata religi. Untuk mematangkan rencana tersebut, kemarin Presiden SBY dan para menteri membahasnya di sidang kabinet terbatas.

Makam Gud Dur harus mendapatkan perhatian dari negara, karena Gus Dur merupakan presiden ke-4 yang tentu harus mendapatkan perlakuan khusus,” kata Presiden SBY saat membuka sidang kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Dalam keterangan persnya, Menko Kesra Agung Laksono menjelaskan secara rinci rencana renovasi itu. Kata Agung, seusai dengan adat istiadat setempat dan permintaan keluarga, makamnya sendiri tidak akan dibangun apapun.
Pembangunan akan dilakukan sekitar makam. Seperti pembangunan lahan parkir, toilet, museum dan tempat penjualan souvenir. Intinya, pembangunan itu diharapkan bisa membangkitkan industri pariwisata yang kemudian mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Masyarakat sekitar bisa mendapatkan keuntungan dari makam itu dan peziarah bisa mendapatkan kenyamanan dalam berziarah,” papar Agung.
Pemerintah membenahi makam Gus Dur sebagai penghormatan untuk mantan kepala negara. Karena, di kompleks itu juga ada makam dua pahlawan nasional Wahid Hasyim dan Hasyim Ashari.
Soal anggaran, Agung menyatakan biaya perbaikan lingkungan sekitar makam Gus Dur itu belum tentu mencapai Rp 180 miliar. “Angkanya masih dalam pembahasan, Rp 180 miliar itu usulan dari pemerintah daerah,” kata Agung.

Sebelumnya, Agung memperkirakan biaya pembangunan fasilitas makam itu sebesar Rp 180 miliar. Dana itu berasal dari APBD Kabupaten Jombang sebesar Rp 10 miliar, APBD Jatim Rp 30 miliar dan sisanya APBN sebesar 140 miliar.
Dana yang berasal dari APBD Kabupaten Jombang digunakan untuk pembebasan lahan seluas 4,5 hektare yang akan dimanfaatkan sebagai lahan parkir, tolilet umum, dan pedagang kaki lima. APBD Jatim digunakan untuk membangun sarana bagi pejalan kaki dari lahan parkir menuju ke Taman Wisata Religi.
Sebelumnya, adik Gus Dur, Gus Solah mengatakan tiak ada perubahan sedikit pun pada makam kakaknya tersebut. Makam itu tetap beratap langit atau tanpa atap yang dibuat secara khusus.
“Renovasi itu untuk fasilitas pendukung, bukan komplek makam di mana Gus Dur dikebumikan,” ujar Gus Solah.

Gus Solah mendukung adanya upaya peningkatan fasilitas di sekitar makam Gus Dur itu, Karena, hal itu memang harus segera dilakukan mengigat jumlah peziarah terus meningkat.
Budayawan Permadi mengigatkan makam Gus Dur tidak perlu dibuat megah. Sebab Gus Dur dengan keluguannya lebih menyukai sesuatu yang apa adanya. “Gus Dur itu lugu. Dia tidak suka mamkamnya diapa-apain. Jangan sampai ini menimbulkan ketidak senangan almarhum,” kata Permadi saat dikontak RM, semalam.

Soal besarnya anggaran renovasi permadi mengatakan perlu dipikirkan dampak sosialnya. Sebab banyak juga tokoh yang berjasa di negeri ini namun tidak mendapat perhatian pemerintah. “Jika untuk makam saja sebesar itu, bukan tidak mungkin menimbulkan iri hati,” tandasnya. Pemerintah, lanjutnya, harus melihat dan bisa memprediksi jauh ke depan. Jika dana miliaran itu untuk memberi fasilitas peziarah, apakah selamanya makam Gus Dur ramai. “Jika tidak, jadi sia-sia dong,” ucapnya.
Seperti diketahui, Gus Dur meninggal dunia 30 Desember 2009 lalu di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Jenazahnya kemudian dimakamkan secara militer di kompleks pemakaman Pesantren Tebuireng, Jombang. Pihak keluarga menolak tawaran pemerintah untuk memakamkan jenazah Gus Dur di TMP Kalibata.

Makam Gus Dur kini hanya ditandai dengan batu nisan dan gundukan tanah, tanpa cukup atau bangunan lain. Pada hari-hari biasa jumlah peziarah mencapai 2.000 orang. Sedang pada hari Minggu bisa mencapai 7 ribu sampai 8 ribu. “Makam Gus Dur ya tetap,” katanya.

'>
Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA