Kamis, 24 Juni 2010

Membangun Ketahanan Ekonomi Umat Dengan Dinar




Uang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir kuno sekitar 4000 SM-2000 SM. Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak telah diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Rumawi sekitar tahun 46 SM.

Di Dunia Islam uang emas dan perak dikenal dengan Dinar dan Dirham yang digunakan sejak awal Islam hingga masa tumbangnya ke khilafahan Turki Usmani pada tahun 1924. Islam sebagai agama yang bersifat rahmatan lil ‘alamin selalu terbuka menerima tradisi atau budaya yang telah ada sebelumnya jika hal itu memberi manfaat dan maslahat dan tidak berakibat kemudharatan bagi kehidupan umat manusia.Karena Dinar dan dirham sebagai mata uang Hakiki yang memiliki nilai intrinsic (memiliki nilai sama dengan nilai nominalnya),Rasulullah Saw. Menggunakan dan bahkan menjadikan ketetapan (taqririyah) sebagai mata uang dalam bermu’amalah, menetapkan ukuran nishab Zakat dan pembayaran Diyat. Ternyata dalam perjalaan waktu ketetapan Rasulullah saw.itu terbukti dan dibuktikan oleh kenyataan sejarah bahwa uang Dinar dan Dirham mampu bertahan dari rongrongan inflasi dan gonjang ganjingnya moneter dunia karena ulah permainan cukong dan para spekulan kapitalis.

DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI UANG HAKIKI YANG BEBAS INFLASI
Sebuah riwayat di jaman Nabi ; “Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami ,Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata ; “ Saya mendengar penduduk bercerita tentang Urwah, bahwa Nabi saw. memberikan uang satu dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk Beliau. Lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu dinar. Ia pulang dengan membawa satu dinar dan satu ekor kambing. Nabi saw. Mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli debupun ia pasti beruntung”. (HR.Bukhari).

Riwayat tersebut diatas menunjukkan dengan jelas bahwa empat belas abad yang lalu harga seekor kambing adalah satu dinar. Sampai dengan abad melanium ke tiga ini ( 16 Dz.Hijah 1430 H \ 3 Desember 2009 M ) satu dinar (uang emas 22 krt yang beratnya 4,25 gr) kurs rupiyahnya Rp1.588.000,- (satu juta lima ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) masih dapat untuk membeli seekor kambing yang super besar, bahkan bisa membeli dua ekor kambing yang ukurannya sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki nilai yang tidak berubah, bahkan jika dikurs dengan rupiah nilai nominalnya akan semakin naik mengikuti harga emas dunia.
Coba bandingkan dengan uang rupiah. Pada zaman Bung Karno dimasa Orde lama
Tahun 1965. Terjadi inflasi besar sehingga Pemerintah memotong uang rupiah dengan menghilangkan tiga nol dibelakang, sehingga uang Rp 1.000 menjadi Rp 1, (satu rupiah)
Pada tahun 1970 harga seekor kambing Rp 8.000,-(delapan ribu rupiah) 39 tahun kemudian harga seekor kambing telah naik menjadi Rp1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah).Masih tahun yang sama anak SMA yang kos biaya hidup untuk makan satu bulan cukup dengan uang Rp 10.000,-tetapi pada tahun 2009 uang Rp 10.000 hanya cukup untuk makan minum sederhana sekali saja.
Masih tentang uang kertas. Karena dahsyatnya inflasi Zimbabwe Negeri yang berdaulat, pada tanggal 31 Desember 2008 terpaksa mengeluarkan uang kertas Dollar Zimbabwe (Z$) yang nominal selembarnya Z$100.000.000.000.- seratus milyar.Aneh dan dahsyatnya lagi uang Z$100.000.000.000.- itu hanya cukup untuk membeli empat butir jeruk atau setangkup roti. Hal ini mengingatkan kita pada paristiwa yang pernah terjadi di Jerman pada tahun 1923 seorang bapak mendorong uang dalam gerobak hanya untuk untuk membeli sebungkus roti.
Lebih tragis lagi seorang ibu di Jerman lebih suka membakar uang kertasnya untuk memanaskan ruangan dari pada membeli kayu bakar karena harga kayu bakar sama banyaknya dengan uang yang harus dibelanjakan.
Jadi jelas sekali rupiah dalam hitungan tiga puluhan tahun saja sudah amat sangat jauh perbedaan nilai bahkan amat sangat jauh merosot nilai daya belinya, demikian pula dengan uang kertas lainnya yang tidak memiliki nilai intrinsik semakin lama akan mengalami kemerosatan nilai dan daya belinya yang sangat jauh dibandingkan dengan dinar dan dirham.

DINAR UANG MASA LALU DAN MASA DEPAN.
Gold; The once and Future Money, Emas ; Sebagai Mata Uang Masa Lampau dan Akan Datang. Demikian judul sebuah buku yang ditulis oleh Nathan Lewis (John Wiley & Son,2007). Seorang senior economist pada sebuah perusahaan Asset Management di New York. Dalam salah satu kesimpulannya dia menulis :
“ Mungkin perlu waktu beberapa tahun atau beberapa puluh tahun, tetapi era uang kertas perlahan-lahan akan berakhir. Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali kembali ke hard currency. Manfaat dari hard currency sungguh luar biasa. System hard currency masa depan akan berdasarkan emas (baca Dinar.pen) sama persis dengan yang terjadi dimasa lampau”.
Johan Nais Bitt seorang futurolog masa kini yang dianggap ‘Dewa’ nya ekonomi modern di dunia Barat,menurut dia;
“Monopoli uang kertas yang akan segera ditinggalkan oleh umat manusia adalah monopoli uang kertas yang dikeluarkan oleh satu Negara”.
Bahkan Spekulan masa kini George Soros juga meyakini bahwa “Dominasi uang kertas akan berakhir”**
Masyarakat tidak akan lagi mempercayai mata uang kertas dan akan pindah ke mata uang privat. Yaitu benda-benda ( mata uang ) riil yang memang memiliki nilai intrinsik.

RUNTUHNYA KE KHILAFAHAN DUNIA ISLAM TERHAPUSNYA DINAR DAN DIRHAM.

Upaya Barat untuk dapat mengalahkan dan menguasai dunia Islam mereka menggunakan tiga konsep strategis yang di rumuskan oleh seorang Pendeta DR. Samuel Zwemer seorang Theolog bangsa inggris dan tokoh Oreintalis pada akhir abad 19.tiga konsep itu ialah ;
- Jauhkan Umat Islam dari agamanya.
- Tumbangkan ke Khilafahan Dunia Islam.
- Westernisasi.
Konsep strategis ini dilanjutkan oleh Mustafa Kemal Attatruk seorang Agen Inggris Yahudi Dunamah yang disusupkan ke Turki untuk menghancurkan Khilafah Turki Usmany.Dengan medirikan Gerakan Politik Nasionalis sekuler
Al Ittihad wa Al Taraki dengan tiga target utamanya yaitu;
- Berdaya upaya agar umat Islam tidak bersatu.
- Tumbangkan ke Khalifahan Turki Usmany
- Menjadikan Turki sebagai Negara sekuler
Upaya mereka berhasil tepatnya 3 Maret 1924 M ke Khilafahan Turki resmi dibubarkan.Turki menjadi Negara sekuler, atribut dan simbul Islam dihapus, undang-undang berdasar syareat diganti undang-undang sekuler,penggunaan bahasa arab dan pakaian jilbab dilarang. Inilah Musibah terbesar bagi dunia Islam yang dilupakan oleh sebagian besar Umat Islam. Setelah tumbangnya ke Khilafahan itu maka Kekuatan Umat Islam tercabik-cabik, Negeri-negeri Islam diperebutkan menjadi daerah Kolonial (jajahan Imperialis Barat), dirampok kekayaannya ,
dihancurkan budaya dan Agamanya.Termasuk didalamnya adalah dihilangkannya mata uang Dinar dan Dirham di ganti dengan uang kertas. Dikemudian hari ternyata uang kertas sebagai alat tukar berubah menjadi alat untuk menguasai ekonomi umat Islam dengan permainan moneter, hegemoni dan monopoli penggunaan alat tukar oleh Negara Adidaya dengan mata uang yang tidak memiliki nilai intrinsik. Berapa triliyun sudah asset umat dunia Islam hilang dan menjadi korban spekulasi dan permainan moneter dunia yang dikuasai Kaum Kapitalis.

BANGUN KETAHANAN EKONOMI KELUARGA DENGAN DINAR DAN DINAR.

Prediksi Kevin Philips seorang White Hause Senior Strategist di Zaman Presiden Amirika Nexon, dalam buku Amirican Theocracy 2006 dan buku Bad money 2008 dia menyimpulkan tentang ekonomi kapitalisme antara lain ;
- Kekacauan finansial akan terjadi di Amirika Serikat bisa terjadi dalam waktu
1 -2 tahun atau dekade mendatang, dengan akibat sangat menyakitkan.
- Banyak Negara meninggalkan mata uang dolar ($) sebagai dominasi sektor keuangan.
- Pertumbuhan pesat pada Instrument Investasi Islam dan keunggulan baru (ekonomi syariah) di Negeri-negeri Islam dan Negeri non Islam seperti Hongkong, Singapura, Jepang dan Inggris.
- Dominasi Capitalisme Amirika akan tenggelam menyusul tenggelamnya dua kekuatan besar dunia pada 3 abad sebelumnya, Spanyol pada abad 17. Belanda pada abad 18. Inggris pada abad 19 dan Amirika pada abad 20 atau awal abad 21. **
Sudah menjadi sunatullah bahwa setiap ideologi manusia yang berlawanan dengan kebenaran Allah pasti akan musnah, sesuai dengan sifatnya yang rapuh tidak akan mampu melewati masa. Firman Allah :
“Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. QS.Al-Israa’ ;81.
Karenanya Umat Islam sudah seharusnya membangun ketahanan ekonomi keluarga dan umat dengan Dinar dan Dirham.
Karena Dinar dan Dirham bukan semata- mata uang sebagai alat tukar, tetapi mengembalikan kepada kemurnian ber mu’amalah yang adil, bebas dari manipulasi dan exploitasi terhadap sesama.
Menghidupkan kembali Dinar dan Dirham berarti menghidupkan kembali Sunnah Rasulullahi saw.dan membebaskan serta menyelamatkan ekonomi umat dan Dunia dari cengkeraman neo Kapitalisme dan melindungi Aset umat dari riba dan hegemoni ekonomi Kapitalisme.(BI-2010)

'>
Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA