Rabu, 05 Mei 2010
KUBAH LUMPUR MUNCUL DI ACEH
BANDA ACEH - Fenomena aneh terjadi di bawah permukaan laut Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, pascagempa berkekuatan 7,2 Skala Richter pada Maret lalu. Sejumlah kubah-kubah lumpur bercampur batu kekuningan muncul di sana.
Kemunculan itu sempat membuat panik sejumlah warga di Pulau Banyak. Namun, tim ahli geologi dari Pemerintah Aceh dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang telah menelitinya menyimpulkan, fenomena alam ini tak membahayakan warga.
“Sebaiknya masyarakat tidak perlu melakukan penyelamatan di sekitar lokasi,” kata Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dalam laporan tertulis dikirim ke wartawan di Banda Aceh, Selasa (4/5/2010).
Irwandi menjelaskan, hasil observasi tim ahli kumpulan kubah lumpur terletak di dasar laut di perairan Taelana Haloban, Kecamatan Pulau Banyak, tepatnya berada di koordinat 02o17,1 Lintang Utara dan 097013'08,9 Bujur Timur.
Tim ahli terdiri dari pakar di Dinas Pertambangan dan Energi Aceh, Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Unsyiah Banda Aceh, Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi. “Tim ini melakukan observasi pada 21 April 2010,” katanya.
Dari sekian banyak kubah lumpur, tim mencatat yang terbesar berdiameter 30 meter, tinggi 8 meter, dan puncaknya berjarak 5 meter di bawah permukaan laut.
Kemunculan kubah lumpur itu sebelumnya sempat merubah warna air laut. Perubahan warna itu disebabkan oleh semburan lumpur.
Tim ahli menyimpulkan bahwa hingga kini tak terdapat lagi titik semburan lumpur baru di sekitar kubah yang ada. Hanya saja, gelembung-gelembung gas (udara) dalam jumlah kecil masih ada.
Berdasarkan laporan tim ahli, Irwandi menjelaskan bahwa suhu air laut di sekitar semburan normal.
Soal batu kekuningan yang muncul bersama kubah lumpur, tim meneliti beberapa sampel.
Hasilnya disimpulkan, batu-batu itu diantaranya berjenis batu bara yang terdapat di mud-vulcano, batu pasir berwarna abu-abu hingga kuning yang bersifat plastis dan batu lempung. Juga ditemukan batu berwarna keemasan, mengandung mineral pirit atau senyawa besi belerang.
Sebelumnya, warga banyak memungut batu-batu itu dan mengira mengandung emas.
Menurut tim ahli fenomena itu terjadi karena gempa bumi 7,2 SR yang terjadi di sana pada 7 April 2010. Gempa itu menyebabkan rekahan pada bebatuan di dasar laut sehingga menyemburkan lumpur.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengimbau warga tak panik dengan fenomena itu, karena dinilai tak berbahaya. “Namun tetap waspada,” ujarnya.
Sebelumnya, warga di Kepulauan Banyak sempat menggelar doa bersama menanggapi fenomena itu. Kala itu ditengah warga sempat berkembang isu beragam. Sebagian warga mengira akan muncul pulau baru dan akan menenggelamkan Pulau yang ada.(BI-2010)
Luar biasa sekali. ini baru fenomena yang patut direnungkan
BalasHapushttp://qubahmenaracipta.blogspot.com/