Senin, 18 Februari 2013
Sejarah dan Asal-usul Suku Lampung
![]() |
Muli Lampung |
Asal-usul
Prof Hilman Hadikusuma di dalam bukunya (Adat Istiadat Lampung:1983) menyatakan bahwa generasi awal Ulun Lampung berasal dari Sekala Brak, di kaki Gunung Pesagi, Lampung Barat. Berdasarkan penelitian terakhir diketahui bahwa Paksi Pak Sekala Brak mengalami dua era yaitu era Keratuan Hindu Budha dan era Kesultanan Islam. Kerajaan ini terletak di dataran tinggi Sekala Brak di kaki Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung) Yang menjadi cikal-bakal suku bangsa etnis Lampung saat ini.
Diriwayatkan didalam Tambo bahwa pendiri Paksi Pak Sekala Brak masing masing adalah Ratu Bejalan di Way, Ratu Nyerupa, Ratu Pernong dan Umpu Belunguh. Kedatangan para Umpu Pendiri Paksi ini tidaklah bersamaan, berdasarkan penelitian terakhir diketahui bahwa menyebarnya Agama Islam dan pembaharuan Adat dilakukan setelah kedatangan Umpu Belunguh ke Sekala Brak yang memerangi Sekerumong dan akhirnya dimenangkan oleh perserikatan Paksi Pak sehingga dimulailah era Kesultanan Islam di Sekala Brak. Keempat Umpu inilah yang merupakan cikal bakal Paksi Pak Sekala Brak sebagaimana diungkap naskah kuno Kuntara Raja Niti. Namun dalam versi buku Kuntara Raja Niti, nama puyang itu adalah Inder Gajah, Pak Lang, Sikin, Belunguh, dan Indarwati. Berdasarkan Kuntara Raja Niti, Prof Hilman Hadikusuma menyusun hipotesis keturunan Ulun Lampung sebagai berikut:
- Inder Gajah
Gelar: Umpu Lapah di Way
Kedudukan: Puncak Dalom, Balik Bukit
Keturunan: Orang Abung
- Pak Lang
Gelar: Umpu Pernong
Kedudukan: Hanibung, Batu Brak
Keturunan: Orang Pubian
- Sikin
Gelar: Umpu Nyerupa
Kedudukan: Tampak Siring, Sukau
Keturunan: Jelma Daya
- Belunguh
Gelar: Umpu Belunguh
Kedudukan: Kenali, Belalau
Keturunan: Peminggir
- Indarwati
Gelar: Puteri Bulan
Kedudukan: Cenggiring, Batu Brak
Keturunan: Tulang Bawang
Adat-istiadat Suku Lampung
Pada dasarnya jurai Ulun Lampung adalah berasal dari Sekala Brak, namun dalam perkembangannya, secara umum masyarakat adat Lampung terbagi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat Adat Saibatin kental dengan nilai aristokrasinya, sedangkan Masyarakat adat Pepadun yang baru berkembang belakangan kemudian setelah seba yang dilakukan oleh orang abung ke Banten lebih berkembang dengan nilai nilai demokrasinya yang berbeda dengan nilai nilai Aristokrasi yang masih dipegang teguh oleh Masyarakat Adat Saibatin.
Masyarakat Adat Saibatin
![]() |
Pakaian Adat Saibatin |
Masyarakat Adat Lampung Saibatin mendiami wilayah adat: Labuhan Maringgai, Pugung, Jabung, Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semaka, Suoh, Sekincau, Batu Brak, Belalau, Liwa, Pesisir Krui, Ranau, Martapura, Muara Dua, Kayu Agung, empat kota ini ada di Propinsi Sumatera Selatan, Cikoneng di Pantai Banten dan bahkan Merpas di Selatan Bengkulu. Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga dinamakan Lampung Pesisir karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung, masing masing terdiri dari:
- Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat)
- Bandar Enom Semaka (Tanggamus)
- Marga Lima Way Lima (Pesawaran)
- Keratuan Melinting (Lampung Timur)
- Keratuan Darah Putih (Lampung Selatan)
- Keratuan Komering (Provinsi Sumatera Selatan)
- Cikoneng Pak Pekon (Provinsi Banten)
Masyarakat Adat Pepadun
![]() |
Pakaian Adat Pepadun |
Masyarakat beradat Pepadun/Pedalaman terdiri dari:
- Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa). Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi.
- Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan). Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga.
- Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi). Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.
- Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur). Masyarakat Sungkay-WayKanan mendiami sembilan wilayah adat: Negeri Besar, Ketapang, Pakuan Ratu, Sungkay, Bunga Mayang, Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui.
Sumber : Wikipedia
Cagub Lampung
Info Budaya
- Penemuan Candi Bawah Laut Di Bali
- Festival di Tokyo Tampilkan Kesenian Daerah Indonesia
- Waylima Sangun Jaya
- Istilah "Kawin Sebambangan" Dalam Masyarakat Adat Lampung
- MENGENAL ISTILAH “NAMONG’ DALAM MASYARAKAT ADAT WAY LIMA
- "Lamban Sabukh" Rumah Berusia Ratusan Tahun
- SEJARAH SUKU LAMPUNG
- Krui Menjadi Incaran Para Peselancar Dunia
Info Nasional
- Video Pelecehan Sholat
- Hasil Quick Count Pilkada Jawa Barat 2013
- Dalil-dalil Tentang Waktu Sholat
- Hama dan Penyakit Jahe serta Cara Pengendaliannya Secara Organik
- Chef Tatang Sang Maestro Kuliner Meninggal Dunia
- Berita Gempa Aceh Terkini 2012
- 7 Jaksa Paling Populer karena bermasalah
- Daftar Harga Tiket Pesawat Lion Air 2012
- 10 Mobil Paling Laris di Indonesia
- Spesifikasi dan Harga Mobil SMK (ESEMKA)
- Katalog Carefour Bandung 2012
- Daftar 50 Wanita Cantik di Indonesia
- Inilah Syair Lagu Hip-hop Papua Merdeka Yang Mengutuk Indonesia
- Wacana Pemindahan Ibukota RI - Lampung Berpotensi Sebagai Pusat Pemerintahan
- Susunan Pengurus DPN HKTI Pimpinan Prabowo
- JK Diusulkan Sebagai Tokoh Perdamaian
- 10 Program Prioritas dan 10 Komitmen Calon Kapolri Komjen Timur Pradopo
- Daftar Jawara Indonesian Mathematic Competition (IMC) 2010
- Wajah Baru Toyota New Rush
- Penyerang Polsek Hamparan Perak diduga Melarikan Diri Melalui Jalur Laut
- Hasil Munas Kadin VI : 5 Calon Kandidat Ketua Umum Kadin
- Polisi Terus Selidiki Penyebab Amblesnya Jalan RE Martadinata
- Wapres Boediono bersilaturahim dengan sejumlah mantan Presiden dan Wakil Presiden
- Inilah Kritikan 'Berani' Adjie Suradji Kepada Presiden Yang dimuat di Harian Kompas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA