Senin, 26 April 2010

Krui Menjadi Incaran Para Peselancar Dunia




Bagi masyarakat Lampung, kawasan Tanjung Setia yang berjarak 60 km dari Liwa, ibu kota Lampung Barat, hanyalah pantai berombak tinggi.

Namun, bagi peselancar (surfer) seantero jagat, Tanjung Setia dinobatkan sebagai pantai bergelombang terbaik ketiga dunia.

Bagi peselancar, Tanjung Setia merupakan surga tersembunyi (the secret paradise).

Pamor itulah yang menyeret Edu, dari negara kecil Eropa, Bask, datang ke Tanjung Setia. "Wow! look at that waves! Isn't that great!" seru Edu sambil menyongsong ke deburan ombak bersama kawannya, Sabtu (24-4). Sejurus kemudian dia berdiri di atas papan selancar dan meliuk-liuk menyusuri gelombang panjang. Sesekali dia bergerak naik ke atas gelombang dan dengan cepat menukik.

Kawasan ini terkenal dengan ketinggian ombaknya dan menjadi salah satu pantai berombak tertinggi dunia yang jadi incaran peselancar mancanegara. Ketinggian ombak pantai yang berhadapan dengan Samudera Hindia ini, bisa mencapai tujuh meter dengan panjang gelombang 200 meter pada musim angin selatan (Mei--Oktober).

Tidak kurang dari 100 ribu wisatawan mancanegara seperti Spanyol, Amerika Serikat, Australia, Portugal, dan Belanda berkunjung ke sini setiap tahun. Edu yang lima kali datang ke Indonesia, mengaku baru puas berselancar di Tanjung Setia. "Pemandangannya bagus. Ada gunung yang bisa terlihat dari pantai. Bisa wisata ke hutan juga. Ombak dan gelombangnya panjang. Di sini masih sepi, jadi bisa puas surfing," kata Edu.

Umumnya, wisatawan yang ke Tanjung Setia, pernah berselancar di Bali. Namun, karena Bali terlalu ramai,

Tanjung Setia menjadi pilihan. Selain bergelombang tinggi dan panjang, lautnya alami, dan udara tidak tercemar. Deburan ombaknya lebih rendah dari Bali dan Nias, Sumatera Utara.

Tahrim, pemilik penginapan Ujung Tapokan Surf Camp, mengatakan Tanjung Setia bisa dikatakan seperti Pantai Kuta, Bali, 15--20 tahun lampau. Turis bule, kata Tahrim, suka suasana alami dan tenang. "Mereka ke sini benar-benar untuk liburan. Jadi, sebisa mungkin mereka tidak mau diganggu. Nah, Tanjung Setia ini tempat yang cocok bagi mereka," kata Tahrim.

Wisatawan bisa berbulan-bulan tinggal di sini. "Kemarin, ada tamu dari California, menginap di camp saya sampai dua bulan," kata dia.

Sayangnya, potensi kelas dunia tersebut kurang mendapat perhatian pemerintah daerah dan belum banyak dipromosikan. Menurut Tahrim, sebaiknya kawasan bibir pantai dirapikan. "Kalau bisa cottage yang ada di bibir pantai dipindahkan ke kiri jalan agar rapi," kata dia. (BI-2010)

'>
Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA